Dahulu kala di sebuah desa hiduplah keluarga miskin. Mereka
mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, bernama Limaran. Karena
kecantikannya, orang-orang menyebutnya dengan nama Dewi Limaran.
Ketika
usianya telah dewasa, banyak pemuda
tampan yang datang ke rumah orang tua Dewi Limaran untuk melamar. Akan tetapi,
tak seorang pun yang diterima lamarannya. Dia masih senang hidup bersama
keluarganya.
Suatu hari,
datanglah seorang raja sakti mandraguna dari Kerajaan Gagarmayang untuk melamar
Dewi Limarana. Lamaran sang Raja pun ditolaknya dengan sopan dan halus. Sang
Raja menjadi marah dan murka. Dengan kesaktiannya, Dewi Limaran dikutuk menjadi
seekor rusa betina. Ia dilarang, dihalau dan diusir ke tengah hutan. Namanya
hutan Ngrayudan.
Ia dapat
menjelma menjadi manusia lagi setelah melaksanakan ulah tirakat tapa ngrame, yaitu berbuat baik
sebanyak-banyaknya kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Alkisah,
setiba di tengah hutan Ngrayudan, betapa kagetnya Dewi Limaran mendengar
tangisan bayi. Dewi Limaran bergegas mendekati suara bayi itu. “Aduh, bayi
siapa yang dibuang di hutan belantara seperti ini?” pikir Dewi Limaran.
“Aku harus
menolong bayi ini. Bayi ini kuberinama Joko Lintang, karena sorot matanya yang
tajam berkilau bagaikan bintang di malam hari.” Kata Dewi Limaran.
Dia melindungi
Joko Lintang dengan senjata sakti yang terdapat di kuku kanannya. Senjata itu
berupa kilatan api yang dapat membakar siapa saja yang hendak berbuat jahat
kepada Joko Lintang.
Suatu hari ada
seekor harimau yang akan memangsa Joko Lintang, namun sebelum niat jahatnya itu
terlaksana, harimau telah mati terkapar terkena kilatan api senjata Dewi
Limaran. Sejak itu, Dewi Limaran menjadi penguasa di wilayah hutan Ngrayudan.
Waktu terus
berputar, ketika itu usia Joko Lintang genap 10 tahun. Ia menjadi anak yang
baik hati, seluruh binatang yang ada di hutan disayanginya.
“Joko Lintang,
tubuhku sudah lemah. Oleh sebab itu aku hendak mewariskan ilmu pokok
kebahagiaan dan kearifan kepadamu. Terimalah peninggalan ini sebagai bekal
hidupmu kelak”. Kata Dewi Limaran.
“terimakasih
Ibu, semua pesan Ibu hendak aku lakukan dengan senang hati”, ujar Joko Lintang.
Pada suatu
hari, datanglah rombongan bangsawan dari suatu kerajaan ke dalam hutan untuk
berburu. Kala itu, Joko Lintang sedang berada jauh dari Ibunya. Derap langkah
mereka berkelisik menerobos alang-alang kering. Mata mereka tertuju ke
sela-sela semak belukar. “Benar” kata mereka berbisik pelan.
“Sssttttt....!
Ada seekor rusa di balik semak itu!”
Diantara
mereka ada yang telah siap membidik dengan busur dan anak panah di tangan.
“Plashh....!”
suara anak panah itu melesat dari busurnya, tepat mengenal jantung rusa. Rusa
itu mati seketika. Mereka cepat-cepat berlari mendekati binatang itu. Saat tiba
disana, mereka melihat seorang anak laki-laki menangisi kematian rusa itu.
Mereka merasa heran.
“Ibuuu....!
Ibuu....! mengapa Ibu tega meninggalkan aku? Kata Joko Lintang.
“Hai anak
muda, mengapa engkau menyebut rusa itu dengan sebutan Ibu?” kata pemburu itu.
“Dia
ibuku..!!” kata Joko Lintang. Mendengar jawaban itu, mereka semakin bingung.
Kemudian Joko Lintang bercerita bahwa rusa itulah yang memeliharan dan
melindungi dirinya sampai besar.
Rombongan Raja
itu akhirnya minta maaf kepada Joko Lintang. Bersamaan dengan peristiwa itu,
tiba-tiba turunlah hujan lebat disertai kilat dan halilintar serta angin ribut
yang dahsyat. Mereka ketakutan sekali. kemudian terdengarlah suara seorang
perempuan dengan nyaringnya.
“Joko Lintang,
waktukku untuk menjalani tapa ngrame
telah selesai. Kuburlah tubuh rusa itu layaknya seorang pahlawan yang gugur di
medan laga. Siapa saja yang mendengar suaraku ini, ingat-ingatlah jangan
sekali-kali membunuh rusa di hutan Ngrayudan ini. Kelak jika hutan ini telah
menjadi sebuah desa, berilah nama desa Ngrayudan. Jangan ada seorangpun di desa
Ngrayudan yang membunyikan lesung maupun kentongan sebagai tanda untuk
mengenang saat aku menjadi seekor rusa betina. siapa yang melanggar atau
mengabaikan pesanku ini, kelak akan turun bala
berupa hujan deras disertai kilat, halilintar dan angin ribut yang dahsyat.
Kecuali bagi mereka yang telah disempurnakan do’anya”. sambung suara gaib itu,
yang tak lain adalah suara Dewi Limaran.
Kodanya apa?
BalasHapusJika melakukan kebaikan maka akan dibalas kebaikan jika melakukan kejahatan maka sebaliknya, dan tdk semena mena
HapusTolong sama wataknya
BalasHapusResolusinya apa?
BalasHapusRelevansi teks nya apa
HapusResolusinya apa?
BalasHapusTolong cepet di jawab,penting🙏🏻
BalasHapusK
BalasHapusRelevansi isi cerita teks Jaka lintang Karo jaman saiki!!itu apa jawabannya?mohon dibantuu
BalasHapusRelevansi isi cerita teks Jaka lintang Karo jaman saiki!!itu apa jawabannya?mohon dibantuu
BalasHapusRelevansi isi cerita teks Jaka lintang Karo jaman saiki!!itu apa jawabannya?mohon dibantuu
BalasHapusKlimak nya apa pliss cepat di jawab ya kak
BalasHapusRelevansinya apa??
BalasHapusThx
BalasHapusReorientasi nya apa
BalasHapusOrientasi ama komplikasi?
BalasHapusStruktur teks nya gimana?
BalasHapusRelevansi cerita sama jaman saiki apa ya? Mohon bantuannya...
BalasHapusUkara camboran nya apa
BalasHapus