Bagai manapun hidup.
Memang hanya cerita.
Cerita tentang meninggalkan dengan ditinggalkan.
Meninggalkan
ditinggalkan dan kehilangan;
serupa teko yang semula penuh kemudian
tertuang habis,menjadi kosong;
seperti riuh ramai suara yang kemudian
lenggang, berubah hening;
seperti berakhirnya musim semi,
berganti
gugur;
seperti musim hujan yang berhenti,
tinggal kering.
Kehilangan
selalu menyisakan kosong, hening,
kekeringan di segenap hati.
Mungkin
itu kenapa orang yang kehilangan ingin ikut serta menghilang,
orang yang
ditinggalkan ingin ikut meninggal.
Hati mungkin telah kosong, tapi
airmata seakan penuh; bergulir.
Pun kenangan hari kemaren berkelindan,
menyerupai medusa di kepala,
enggan beranjak pergi justru terpatri..
Haruskah aku ikut menghilang,
beranjak pergi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar