Waktu
terus berhitung, cepat-cepat, lambat-lambat, itu ukuran manusia. Tapi bagimu,
waktu selalu lambat. Di kalender meja kau melingkari tanggal itu, 1 Januari. Di
kalender handphone kau menandai tanggal yang sama. “Masih sekian bulan”
desahmu. Masih harus lebih lama menahan.
Pada
tanggal itu, kau berencana pulang, setelah sekian tahun kata ‘pulang’
menggantung tinggi-tinggi di langit ruangmu. Kata ‘pulang’ selalu istimewa
bagimu, seperti dia yang begitu istimewa menunggumu. Seperti istimewanya udara
hangat di kota kelahiranmu.
Kau
masih menghitung, mengamati kalender di depanmu. “1, 2, 3 ahh ratusan hari lagi”,
gumammu. Dahimu berkerut, tapi lengkung senyummu tak bias kau sembunyikan dari
bibirmu, senyum yang resah, senyum yang cemas, senyum penuh rindu.
“Tidak
boleh terlewat lagi”, katamu. Setelah setiap akhir tahun berulang-ulang jadwal
cutimu selalu dipenuhi lembur kerja, seakan tiada habisnya.
Ribuan hari
berlalu, nyala harapmu tidak pernah meredup.
“Pulanglah”,
kataku. Pulangmu menujuku akan menjadi istimewa, seperti dirimu, kukuh di
puncak tertinggi hatiku, selalu. Na' :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar